Selasa, 20 Agustus 2019

HISTOLOGY MATA


Mikroskopis mata:
A.    Kelopak mata ( palpebra )
bagian luar kelopak mata diliputi oleh kulit, sedangkan bagian dalamnya diliputi oleh konjungtiva palpebral diantara folikel-folikel rambut dari bulu mata didapatkan kelenjar sudorifera yang besar dan bergelung disebut kelenjar Moll dan kelenjar sebasea yang besar disebut kelenjar Zeis peralihan dari konjungtiva palpebra ke konjungtiva bulbi disebut forniks lapisan tengah dari kelopak mata, bagian posteriornya terdiri dari jaringan ikat yang mengandung tarsus dengan kelenjar tarsal (kelenjar Meibom), sedangkan bagian anteriornya  m. orbikularis okuli
B.     Glandula Lakrimalis
1)      Terdiri atas beberapa lobus dengan 6-12 ductus excretorius yang terpisah, kelenjar tubulo-alveoler, dan serosa.
2)      Muara kelenjar dan aliran  sekret:
a.       Fornix conjunctivae superior.
b.      Menyebar ke seluruh permukaan  conjunctiva dan cornea.
c.       Berkumpul antara limbus anterior palpebra  inferior dan permukaan bulbus oculi.
d.      Canaliculus lacrimalis.
e.       Saccus lacrimalis, ductus naso-lacrimalis, dan cavum nasi.

Gambar 9 Glandula Lakrimalis dan Palpebra 


C.     Kornea
Gambaran jernih, tembus cahaya, bersifat avaskular. Mendapat nutrisi dari difusi pembuluh perifer dalam limbus dan dari humor aquous di bagian tengah. Tidak melengkung secara uniform/seragam. Bagian tengah mempunyai lengkung yang lebih kecil dibanding daerah tepi. Permukaan posterior lebih melengkung dibanding anterior. Peralihan kornea dengan sklera disebut limbus. Kornea merupakan bagian proyeksi transparan dari tunika eksternal, dan membentuk seperenam permukaan anterior bola mata. Kornea berbentuk konveks di bagian anterior dan seperti kubah di depan sklera. Derajat kelengkungannya berbeda pada setiap individu. (Richard, 2010).



Gambar 10 Kornea 
D.    Sklera
Sklera tersusun dari jaringan ikat padat yang terdiri dari berkas-berkas kolagen yang arahnya tidak teratur, terdapat serabut elastis dan sedikit pembuluh darah kemudian kearah luar banyak dari serabut kolagennya melanjutkan diri dengan lapisan yang sangat longgar yang mengandung celah-celah yang berisi cairan limfe yang disebut ruang episkleral. Kearah dalam susunan berkas-berkas kolagennya tetap padat, hanya berkas-berkas serabutnya menjadi halus dan didapatkan banyak pigmen. Bagian ini disebut lamina fuska
E.     Copus siliaris
M. Siliaris, terdiri atas serabut-serabut otot polos meridianal dan sirkular. Dipersarafi oleh serabut parasimpatis dari nervus oculomotorius. Fungsinya ialah menghilangkan tegangan yang ada pada ligamentum suspensorium, dan lensa yang elastis menjadi lebih cembung. Keadaan ini meningkatkan daya refraksi lensa (Richard, 2010).

Gambar 6 Corpus Siliaris (Richard:2010)

F.      Choroid
Terdiri atas lapisan luar berpigmen dan lapisan dalam yang sangat vascular. Koroid merupakan bagian uvea yang paling luas, terletak antara retina dan sklera, terdiri atas anyaman pembuluh darah. Berfungsi untuk memberi nutrisi pada retina. Koroid berwarna merah dan dapat dilihat dengan oftalmoskop (Budianto, 2008).


Gambar 7 Choroid (Budianto:2008)
G.    Retina
Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan dan multilapis yang melapisi bagian dalam 2/3 dinding bola mata, melekat pada stratum pigmenti (Budianto, 2008). Terdiri atas pars pigmentosa yang berada di luar dan pars nervosa di sebelah dalam (Richard, 2010). Pars pigmentosa berfungsi sebagai:
1)      Suplai nutrisi lapisan retina di bawahnya dan pemeliharaan fotoreseptor.
2)      Barier difusi cairan dari choroidocapillaris ke sensori neural retina
3)      Menyimpan vitamin A.
Lapisan penyusun retina:
1)      Stratum pigmentum retina (sel-sel pigmen).
2)      Membran limitan eksterna:
a.       Zonula adherens dari sel batang dan sel cones.
b.      Anyaman akhiran tonjolan sel muller.
c.       Membagi sel batang dan cones menjadi segmen luar dan segmen dalam.
3)      Stratum nuclear eksterna:
a.       Inti-inti sel batang dan cones.
4)      Stratum plexiforme eksterna:
a.       Anyaman pertemuan ujung-ujung: sel-sel fotoreseptor, sel bipoler, sel horizontal, percabangan kolateral sel muller.
5)      Stratum nuclear interna:
a.       Inti-inti sel bipoler, sel horizon, sel amakrin, dan sel muller.


6)      Stratum plexiforme interna:
a.       Anyaman sinapsis antara sel bipoler dan sel ganglion.
b.      Tonjolan kolateral sel muller.
7)      Stratum ganglionare.
8)      Stratum neurofibroma:
a.       Lapisan axon dari sel-sel ganglion menuju pembentukkan N. Opticus di papilla N. Opticus.
9)      Membrana limitans interna:
a.       Anyaman ujung-ujung tonjolan sel-sel muller.


Gambar 8 Retina (Budianto:2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar